MAKALAH
Dosen : Adisti A. Rumayar, SKM, M.Kes., MPH
Topik
1. Ekonomi dan Kesehatan
2. Aspek Ekonomi Kesehatan dari Pelayanan Kesehatan
Nama : Junianti Ahmad
NIM : 14111101017
Kelas : AKK
Semester : 5
Tugas : Ekonomi Kesehatan
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
NIM : 14111101017
Kelas : AKK
Semester : 5
Tugas : Ekonomi Kesehatan
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Terlepas dari semua
itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................ 2
Bab I : Pendahuluan ...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. ........... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3
Bab II : Pembahasan ...........................................................................................................
2.1 Konsep Pembangunan ...................................................................................... 4
2.2 Konsep Pembangunan Ekonomi ...................................................................... 4
2.3 Konsep Pembangunan Kesehatan .................................................................... 4
2.4 Hubungan Antara Ekonomi Dan Kesehatan Dalam Konsep Pembangunan... .. 6
2.5 Interaksi Antara Ekonomi Dan Kesehatan ....................................................... 7
2.6 Aspek Ekonomi Kesehatan Dari Pelayanan Kesehatan ................................... 7
2.7 Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Sebagai Komoditi Ekonomi............... .. 8
2.8 Dasar Teori Utiliti ............................................................................................ 8
2.9 Karakteristik Komoditi Kesehatan ................................................................... 9
Bab III : Penutup ................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ................................................................................................................ ... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dasar pembangunan
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan kualitas hidup
masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh pertumbuhan ekonomi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia. Berdasarkan United National Development
Program, terdapat 3 (tiga) indikator pembangunan manusia yaitu dengan mengukur
kesehatan, pendidikan dan kemampuan ekonomi. (UNDP, 2003-2006)
Pertumbuhan ekonomi
dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan. Pendidikan
juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf pendidikan
seseorang maka tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat. Pada saat ini,
pemerintah fokus dalam permasalahan kesehatan karena rendahnya permasalahan
kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Demikian
pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin
menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan
pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang
lingkup skala daerah dan nasional. Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke
preventive serta mengedepankan pendekatan persuasif. Serta adanya perbaikan –
perbaikan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang yang dijelaskan diatas, permasalahan yang penyusun ingin
ketahui, yaitu :
1. Apa
itu konsep pembangunan?
2. Apa
itu konsep pembangunan ekonomi?
3. Apa
itu konsep pembangunan kesehatan?
4. Apa
hubungan pembangunan kesehatan dengan pembangunan ekonomi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui konsep pembangunan.
2. Untuk
mengetahui konsep pembangunan ekonomi.
3. Untuk
mengetahui konsep pembangunan kesehatan.
4. Untuk
mengetahui hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam konsep pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pembangunan
Pengertian pembangunan
menurut Siagian (1994) suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building).
Pengertian pembangunan
menurut Ginanjar Kartasasmita (1994) yaitu suatu proses perubahan ke arah yang
lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Deddy T. Tikson (2005)
menyatakan bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi
ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju
arah yang diinginkan.
Dengan demikian,
pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan
ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang
lebih baik. Manusia merupakan pelaku terciptanya pertumbuhan ekonomi
diukur dari pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita yang akan menentukan
pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Kegagalan dalam
sistem pembangunan terjadi dilihat dari tingginya angka pengangguran,
kesenjangan social dan meningkatnya kemiskinan.
2.2 Konsep Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi
bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan
yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh
perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi
berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Menurut Adam
Smith (Suryana, 2000), pembangunan ekonomi merupakan proses
perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Profesor
Simon Kuznets (Jhingan, 2000), pembangunan ekonomi adalah kenaikan jangka
panjang dalam kemampuan (teknologi) suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Profesor Meier (Adisasmita,
2005) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan
riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi
(Sirojuzilam: 2005) dipandang sebagai suatu proses yang menyebabkan naiknya
pendapatan per kapita masyarakat dalam suatau masyarakat untuk jangka panjang,
maka pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting yaitu :
1. Suatu proses, yang
berarti terjadinya perubahan secara teru menerus.
2. Adanya usaha untuk
menaikkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Kenaikan pendapatan
masyarakat tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Maka pembangunan
ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan perubahan-perubahan
pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan nasional) dengan
memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi. Salah satu
faktor pertumbuhan ekonomi yaitu kemajuan teknologi yang dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu inovasi produk dan inovasi proses. Inovasi produk berkaitan
dengan produk-produk baru yang sebelumnya tidak ada atau pengembangan
produk-produk sebelumnya sedangkan inovasi proses merupakan penggunaan
teknik-teknik baru yang lebih murah dalam memproduksi produk-produk yang telah
ada.
2.3 Konsep
Pembangunan Kesehatan
Tjiptoherijanto (1993)
menyatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui
beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan
dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa
perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap
pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya
penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan kerja.
Mills dan
Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep
dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau.
Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tujuan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Salah satu program pemerintah
dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah peningkatan
pelayanan kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang
memadai di tiap daerah.
Penyediaan pelayanan
kesehatan pelayanan kesehatan yang disampaikan kepada pasien oleh kombinasi antara
tenaga pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik dan
laboratorium klinis). Beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan,
yaitu:
1. Sumber
daya manusia seperti dokter (umum atau spesialis), bidan, perawat dan
sebagainya.
2. Biaya
yang muncul dalam penyediaan seperti biaya operasional dan lain-lain.
3. Logistik
pelayanan kesehatan seperti obat, alat suntik dan sebagainya.
4. Standar
operasional pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti tindakan medis.
5. Peralatan
yang digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan seperti peralatan medis dan
lain-lain.
6. Wilayah
pelayanan kesehatan
7. Teknologi
yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
8. Waktu
yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
9. Informasi
terkait pelayanan kesehatan seperti internet atau famplet.
Maka pembangunan
kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi
karena manusia yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan mampu
meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri. Setiap manusia
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesehatan, pemerintah membuat program
untuk pembangunan kesehatan seperti Millennium Development Goals (MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang memiliki tujuan yang terbatas dan target terukur.
Terdapat 8 (delapan) tujuan Millennium
Development Goals (MDGs), yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Mengendalikan hiv dan aids, malaria dan penyakit menular lainnya (tb).
7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8. Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.
Kebijakan umum untuk
pembangunan kesehatan dikelompokkan menjadi, sebagai berikut :
1. Peningkatan
Kerjasama Lintas Sektor.
Untuk optimalisasi hasil pembangunan
berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sektor berupa sosialisasi
masalah-masalah kesehatan pada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan
berkala. Kerjasama lintas sektor harus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian serta melandaskan pembangunan kesehatan.
2. Peningkatan
perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Masyarakat berperan aktif dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat.
3. Peningkatan
Kesehatan Lingkungan.
Kualitas lingkungan yang sehat
mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas dari bahaya resiko dan keselamatan.
4. Peningkatan
Upaya Kesehatannya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan
dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pennyembuhan penyakit dan peyuluhan
kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau
kritis.
Pemerintah bertanggung jawab terhadap
biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin pada sektor ekonomi. Status
kesehatan masyarakat ditingkatkan melalui pencegahan dan panganguran
morbiditas, mortalitas, dan kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak
balita, dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan
(promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan penyakit dan rehabilitas..
5. Peningkatan
Sumber Daya Kesehatan
Pengembangan sumber daya kesehatan
(tenaga kesehatan) bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan atau daya guna
tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan
pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan.
6. Peningkatan
Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama melalui peningkatan secara strategis
dalam kerjasama antara sektor kesehatan dan sektor lain yang yang terkait, dan
antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan
kesehatan sendiri.
7. Peningkatan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mendorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi,
penyalahgunaan obat dan pemberatasan penyakit dan perbaikan lingkungan.
Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta.
Penelitian bidang sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk
mengembangkan gaya hidup sehat dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang
ada.
8. Peningkatan
Lingkungan Sosial Budaya.
Selain berpengaruh positif, globalisasi
juga menimbulkan perubahan lingkungan sosial dan budaya masyarakat yang dapat
berpengaruh negatif terhadap pembangunan kesehatan. Misalnya perubahan gaya
hidup yang tidak sehat akan timbul penyakit degeneratif seperti hipertensi atau
diabetes.
2.4 Hubungan
Antara Ekonomi Dan Kesehatan Dalam Konsep Pembangunan
Aspek ekonomi seperti
pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan
dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kesehatan antara lain, tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan
yang memadai dan mutu makanan yang di konsumsi. Penanganan faktor tersebut
harus dilakukan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi
yang berkaitan (Rahmi, 2008).
Keadaan faktor sosial
ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia,
seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh rumah
tangga (Yulia, 2009).
Hubungan antara
kesehatan dan pembangunan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu :
a. Pada
tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar
bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga
kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih produktif dan mendapatkan
penghasilan yang tinggi.
b. Pada
tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan
masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi.
Pada tingkat makro ekonomi menjelaskan
bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengalami tantangan dalam
mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan kesehatan dan
pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang tinggi dapat meningkatan
kesejahteraan ekonomi.
Cesario, Simon dan Kinne 1980 (dalam
Tjiptoherijanto, 1993) menjelaskan hubungan antara program gizi dan pertumbuhan
ekonomi, menyatakan bahwa :
a. Perbaikan
di dalam status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, khususnya
bagi penduduk usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang
belum kerja dan meningkatkan hari kerja bagi yang sedang melakukan kegiatan
kerja.
b. Perbaikan
dalam status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi kerja
melalui peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program kesehatan
serta gizi terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan
GNP( Gross National Product) melalui pertumbuhan ekonomi, yakni
dengan bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak
langsung melalui tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan.
Pendapatan perkapita
penduduk juga dapat mempengaruhi status gizi karena jika pendapatan yang tinggi
maka status gizi menjadi baik sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Sebaliknya. pendapatan yang rendah akan menimbulkan status gizi yang buruk sehingga
meningkatnya angka kesakitan dan kematian biasanya hal ini terjadi pada
penduduk miskin.
Kemiskinan merupakan
salah satu faktor yang menghambat dalam pembangunan ekonomi dan kesehatan.
Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang tinggi karena terbatasnya akses
terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi. Selain itu biaya yang
cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat penduduk miskin
lebih memilih pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan membuat
keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi kesehatan
adalah suatu cara yang dilakukan pelayanan kesehatan untuk mengajak penduduk
miskin untuk merubah perilaku dan memperbaiki kesehatan mereka.
2.5 Interaksi
Antara Ekonomi Dan Kesehatan
Kesehatan hanya
memiliki value in use dan bukannya value in
exchange (Mills : 1909).Berarti kesehatan bukanlah suatu komoditi
sedangkan pelayanan kesehatan adalah suatu komoditi. Dari sudut pandang supply (persediaan) produksi
yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus akan
menghasilkan output lainnya. Dari sudut pandangdemand (permintaan) masyarakat
ingin memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan
sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi
karena adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin dibandingkan
bila mengalami gangguan kesehatan.
Demand diukur
dengan tingkat keterpakaian tempat tidur, jumlah kunjungan, jumlah tes
diagnostik, dan sebagainya. Demand terhadap pelayanan kesehatan
secara dominan sangat dipengaruhi beberapa faktor yaitu harga, penghasilan
pasien dan preferensi pasien.
Need (kebutuhan) adalah
kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk
digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh
dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan,
dan kompetensi dokter.
Wants (keinginan)
adalah pelayanaan yang diinginkan pasien dianggap terbaik bagi mereka
(misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need.
2.6 Aspek Ekonomi Kesehatan Dari Pelayanan Kesehatan
Dalam bab ini difokuskan tentang persoalan ekonomi komoditi kesehatan, utamanya akan memberikan definisi dan penjelasan tentang pelayanan kesehatan akan tetapi tidak berarti pembahasannya dapat dipisahkan dengan komoditi yang mempunyai pengaruh merusak kesehatan. Selain itu hubungan antara kesehatan dan pelayanan kesehatan
menggunakan terminology ekonomi, menguraikan prinsip dasar teori expected utility.
Dalam bab ini difokuskan tentang persoalan ekonomi komoditi kesehatan, utamanya akan memberikan definisi dan penjelasan tentang pelayanan kesehatan akan tetapi tidak berarti pembahasannya dapat dipisahkan dengan komoditi yang mempunyai pengaruh merusak kesehatan. Selain itu hubungan antara kesehatan dan pelayanan kesehatan
menggunakan terminology ekonomi, menguraikan prinsip dasar teori expected utility.
2.7 Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Sebagai Komoditi Ekonomi
Pada bagian sub bab ini lebih diarahkan tentang pelayanan kesehatannya, Dari sudut padang ilmu ekonomi hal ini dianggap penting karena ilmu ekonomi akan selalu mengarah kepada demand, distribusi komodity, dimana komoditynya adalah pelayanan kesehatan bukan kesehatannya sendiri. Kesehatan tidak dapat
diperjual belikan oleh karena itu kesehatan merupakan ciri komoditi. Pada umumnya ekonomi nonklasik mengasumsikan bahwa property right atau kepuasan komsumsi masih berada di tangan konsumen.
Pada bagian sub bab ini lebih diarahkan tentang pelayanan kesehatannya, Dari sudut padang ilmu ekonomi hal ini dianggap penting karena ilmu ekonomi akan selalu mengarah kepada demand, distribusi komodity, dimana komoditynya adalah pelayanan kesehatan bukan kesehatannya sendiri. Kesehatan tidak dapat
diperjual belikan oleh karena itu kesehatan merupakan ciri komoditi. Pada umumnya ekonomi nonklasik mengasumsikan bahwa property right atau kepuasan komsumsi masih berada di tangan konsumen.
2.8 Dasar Teori Utiliti
Prinsip dasar teori
expected utility yang menjadi teori permintaan non klasik mengacu kepada
situasi dan kondisi dimana seorang pelaku ekonomi dihadapkan dengan sejumlah
kemungkinan dengan kondisi uncertainty. Secara tradisional hal seperti ini
didasarkan pada beberapa aksioma:
1. aksioma tentang
completeness
2.aksioma tentang
transifity
3. aksioma tentang
sekeksi
Persoalan resiko
dimaksukkan dalam pembahasan dengan pertimbangan bahwa berbagai kemungkinan
bisa saja terjadi. Yang akan dikaitkan dengan masalah probabilitas utility. hasil dari probabilitas utility
kemudian dijulahkan untuk memperoleh keseluruhan expected utility.
Dengan menggunakan formulasi
hey (1979)
U(Cj) = IpiU(Aij) i=1
Ket: di mana U (Cj) : adalah expected utility dari poemilihan C
yang dilakukan oleh individu
Aij : hasil/ concequencess yang diperoleh
ketika alternative Cj dipilih pada kondisi terjadinya kemungkinan i.
U(Aij) : adalah utility dari Aij
Pi : probabilitas terjadinya lemungkinan i
I : jumlah kemungkinan yang dapat terjadi
2.9 Karakteristik Komoditi Kesehatan
Dalam konsumsi
pelayanan kesehatan apa yang diasumsian oleh expected utility banyak yang
gagal. Dalam pelayanan kesehatan distribusi property right dalam
pengambilan keputusan sering kali beda dengan yang diasumsikan dengan analisis
ekonomi. Pelayanan kesehatan merupakan komoditi yang heterogen. Komoditi ini
juga merupakan intermediate commodity yang dalam pengertian komoditi ini tidak
dikonsumsi karena komoditinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang lebih baik. Pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita yang akan menentukan pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut.
2. Pembangunan
ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan perubahan-perubahan
pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan nasional) dengan
memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi.
3. Pembangunan kesehatan adalah
kesehatan yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi karena manusia
yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan mampu meningkatkan derajat
kesehatan dirinya sendiri, program pembangunan kesehatan yaitu Millennium Development Goals (MDGs).
4. Hubungan
antara ekonomi dan kesehatan berkaitan dengan pendapatan penduduk, status gizi,
tingkat kemingkinan, dan pendidikan.
5. Interaksi
antara ekonomi dan kesehatan berawal dari keinginan untuk meningkatkan derajat
kesehatan, kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan permintaan untuk sembuh dari
penyakit.
6. Aspek ekonomi kesehatan dari
pelayanan kesehatan adalah tentang soal ekonomi komoditi kesehatan, memberikan
arti beserta penjelasan tentang pelayanan kesehatan, tetapi bukan berarti
pembahasannya akan dipisahkan dengan komoditi yang mempengaruhi sehingga
marusak kesehatan.
7. Kesehatan dan pelayanan kesehatan sebagai komoditi ekonomi lebih diarahkan kepada pelayanan kesehatannya.
8. Dasar teori utiliti mengacu pada situasi dan kondisi dimana seorang pelaku ekonomi diperhadapkan dengan sejumlah kemungkinan dengan kondisi uncertainty.
9. Karakteristik komoditi kesehatan komoditi ini juga merupakan intermediate commodity yang dalam pengertian komoditi ini tidak dikonsumsi karena komoditinya sendiri,
7. Kesehatan dan pelayanan kesehatan sebagai komoditi ekonomi lebih diarahkan kepada pelayanan kesehatannya.
8. Dasar teori utiliti mengacu pada situasi dan kondisi dimana seorang pelaku ekonomi diperhadapkan dengan sejumlah kemungkinan dengan kondisi uncertainty.
9. Karakteristik komoditi kesehatan komoditi ini juga merupakan intermediate commodity yang dalam pengertian komoditi ini tidak dikonsumsi karena komoditinya sendiri,
3.2 Saran
Diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan ekonomi dan kesehatan. Pemerintah menjamin ketersediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan penyuluhan yang mengutamakan kegiatan preventive dengan menggunakan pendekatan persuasif.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita. H.R., 2005. Dasar-dasar
Ekonomi Wilayah. Jakarta: Graha Ilmu
Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencana,
Penerjemah Guritno, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Diunduh
dari http://repository.usu.ac.id tanggal 13 September
2015
Kartasasmita,
Ginanjar. 1994. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang. Jakarta
: PT Gelora Aksara Pratama. Diunduh dari http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id tanggal
13 September 2015
Mills,
Anne. (1990). Ekonomi Kesehatan untuk
Negara-negara Sedang berkembang. Jakarta: Dian Rakyat
Mills, JS. 1909. Principles of Political Economy.
Longman, Green and Co : London
Sirojuzilam. 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional.
Diunduh dari http://repository.usu.ac.idtanggal
13 September 2015
Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Edisi
Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Diunduh dari http://digilib.its.ac.id tanggal 13 September
2015
Tjiptoherijanto,
Prijono. (1994). Ekonomi Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Undang – Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Pembangunan Kesehatan
http://hellomydaily.blogspot.co.id/2015/10/hubungan-antara-ekonomi-dan-kesehatan.html
http://hellomydaily.blogspot.co.id/2015/10/hubungan-antara-ekonomi-dan-kesehatan.html
http://dokumen.tips/documents/ringkasan-ekonomi-kesehatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar