Jumat, 25 November 2016

04. Makalah tentang Analisis Ekonomi Dari Program-program kesehatan dan Cara-cara Analisis Ekonomi Untuk Program Kesehatan

                                                                        MAKALAH


                                    Dosen  :  Adisti A. Rumayar, SKM, M.Kes., MPH



                                                                        Topik

                                     1. Analisis Ekonomi Dari Program-program kesehatan
                                     2. Cara-cara Analisis Ekonomi Untuk Program Kesehatan

             






Nama               : Junianti Ahmad
NIM                : 14111101017
Kelas               : AKK
Semester          : 5
Tugas               : Ekonomi Kesehatan





FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
       UNIVERSITAS SAM RATULANGI
      MANADO
      2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,  kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini









































                                                                        DAFTAR ISI



Kata Pengantar........................................................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................................2
Bab I   : Pembahasan...............................................................................................................
            1.1 Analisis Ekonomi dari Program Kesehatan..........................................................3
            1.2 A. Pembiayaan Pembangunan di Indonesia..........................................................3
            1.3 B. Pembiayaan untuk Program Pengawasan Penyakit Menular Pengalaman di Indonesia.................................................................................................................................4
            1.4 C. Model Epidemiologi dan Analisys Cost Effectiveness untuk program pengobatan penyakit TBC di Indonesia.....................................................................................................4
            2.1       Pengertian Cost Effectiveness Analysis (CEA)..............................................5
            2.1.1    Pengertian Analisis Biaya...............................................................................5
            2.1.2    Pengertian Efektivitas.....................................................................................6
            2.2       Prinsip Dasar Cost Effectiveness Analysis.....................................................6
            2.3       Kelebihan Dan Kelemahan Cost Effectiveness Analysis...............................8
            2.3.1    Alasan Menggunakan Cost Effectiveness Analysis.......................................8
            2.3.2    Kegunaan Cost Effectiveness Analysis..........................................................8
            2.3.3    Kelebihan dan Kelemahan Cost Effectiveness Analysis................................9
Bab II : Penutup....................................................................................................................
Kesimpulan............................................................................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................................10


                                   























                                                                        BAB I

 1.1 ANALISIS EKONOMI DARI PROGRAM KESEHATAN

SISTEMATIKA PENYAMPAIAN
  1. Pembiayaan Pembangunan di Indonesia.
  2. Pembiayaan Untuk Program Pengawasan Penyakit Menular Pengalaman di Indonesia.
  3. Model Epidemiologi dan Analysis Cost Effectiveness Untuk Program Pengobatan Penyakit TBC di Indonesia.
1.2 A. Pembiayaan Pembangunan di Indonesia

1.   Sistem Perawatan Kesehatan
Ada 2 jenis sektor pelayanan kesehatan, yaitu pemerintah dan swasta. Sektor RS pemerintah menyediakan yankes campuran yaitu perawatan dan penyembuhan, sedangkan sektor swasta lebih mengkhususkan pada perawatan penyembuhan serta memberikan pelayanan yang lebih baik untuk menarik pelanggan.

2.   Pembiayaan dan Pengeluaran Perawatan Kesehatan.
Sekitar 35% pengeluaran kesehatan sumbernya dari pemerintah, sedangkan 65% dari non pemerintah termasuk organisasi swasta dan di luar kantong pengeluaran. Indonesia Masih kurang dalam pembiayaan kesehatan dibanding dengan Negara berkembang lain yang sama income per kapitanya.

3.   Sektor Umum.
Secara umum pemerintah bertanggung jawab terhadap pemberdayaan. Kesehatan nasional yang termasuk promosi, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi.

4.   Sumber Dana.
Dari anggaran-anggaran Pemerintahan pusat, pemerintah tingkat propinsi, pemerintah tingkat kabupaten, sumber pembiayaan eksternal dan user charges.

5.   Dana Swasta.
Ada 2 sumber :
    1. Pembayaran langsung melalui perorangan di luar ongkos tarif pelayanan dan pembelian obat-obatan.
    2. Dengan perusahaan swasta yang besar dan perusahaan setempat yang menyediakan pelayanan kesehatan langsung kepada pegawainya.

6.   Pembayaran Langsung dari Rumah Tangga.
Ada 3 sumber utama informasi tentang pengeluaran perawatan kesehatan di Indonesia. Yaitu survei yg didiskusikan paling awal pada tahun 1982/1983 dan 1985/1986, survei kesehatan rumah tangga oleh BPStahun1981 dan1984, dan survei kesehatan rumah tangga tahun 1985.

7.   Asuransi Kesehatan
Adalah program pegawai pemerintah yang disebut ASKES, yang mana pembayaran perawatan untuk 3,8jt pegawai negeri & keluarganya melalui pemotongan gaji 2% dari daftar gaji. Program yg sama disebut ASABRI dan PKTK, yaitu menyediakan perawatan untuk personil militer & keluarganya serta untuk pegawai di organisasi swasta.


8.   
PKTK
Organisasi PKTK adalah organisasi yang dikembangkan oleh Menteri kesehatan & Menteri Tenaga Kerja yg menyediakan perawatan kesehatan bagi para pekerja di sektor swasta.

9.   
Dana Sehat
Dana sehat adalah organisasi di tingkat desa untuk mengasuransikan anggota masyarakat desa berdasarkan perawatan kesehatan primer yang berbasic pada filsafat untuk menolong diri sendiri.


1.3 B. Pembiayaan untuk Program Pengawasan Penyakit Menular Pengalaman di Indonesia

1.   Pembiayaan pengawasan Penyakit Menular.
Hampir seluruh pengeluaran program pengawasan penyakit menular memperoleh sumber dana dari pemerintah pusat, sumbangan pemerintah setempat (propinsi) & kabupaten serta bantuan asing.

2.   Pembiayaan Program Pengembangan Penyakit Diare (CDD)
Tren penurunan anggaran CDD (communicable disease control) dalam 5 tahun terakhir mengharuskan menyusun prioitas yang lebih baik dlm program CDD, untuk mencapai satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu menurunkan infant mortality rate (IMR).

3.   Efisiensi Biaya Pengobatan Penyakit Diare Melalui Penggunaan Obat-obatan Secara Rasional
Sebagian besar perawatan yg dilakukan dalam menyediakan fasilitas umum masih tidak rasional, termasuk penyakit diare. Pengeluaran untuk pembelian antibiotik sekitar 40% dari seluruh anggaran obat-obatan, sedangkan penggunaannya masih tidak rasional.

4.   Masalah Dalam Pembiayaan Pengawasan Penyakit Diare (CDD)
      1. Pendidikan masyarakat.
      2. Peran sektor swasta.
      3. Training profesi medis dan paramedis.
      4. Pembelian obat-obatan untuk pusat kesehatan dan RS.

1.4 C. Model Epidemiologi dan Analisys Cost Effectiveness untuk program pengobatan penyakit TBC di Indonesia

1.   Bentuk Model Epidemiologi
    Ada 6 kelompok epidemiologi :
    1. Kelompok tidak terinfeksi (s1)
    2. Kelompok terinfeksi (s2)
    3. Kelompok yang telah divaksinasi BCG (s3)
    4. Kelompok yang mendapat penyinaran radiologi aktif (s4)
    5. Kelompok yang berbasil TBC positif (s5)
    6. Kelompok yang sudah sembuh (s6)

2.   Perkiraan Probabilitas Transisi
Di indonesia vaksinasi BCG telah menyebar luas. Pada tahun 1980 statistik TBC yg diperlihatkan adalah menunjukkan bahwa resiko terinfeksi setiap tahun kurang lebih 4%.

3.   
Analysis Cost Effectiveness
Analysis cost effectiveness adalah berdasarkan pada perbandingan antara biaya moneter program pengawasan khusus dan program yg memiliki keteraturan dalam arti memperkirakan prevented cases.

4.   Hasil Penerapan Model
    Ada 3 strategi pengobatan TBC :
    1. Strategi program pengobatan yg terdiri dari 35% regimen short course & 65% regimen standar course.
    2.100% regimen standar course.
    3.100% regimen short course.
Sebagai dugaan, tingkat kemanjuran dari regimen short course lebih tinggi dari regimen standar course tapi tingkat kekembuhannya lebih rendah. Strategi short course mempunyai rasio cost effectiveness paling rendah.

5.   Arahan Kebijaksanaan
Studi ini menyimpulkan bahwa aplikasi strategi short course untuk program pengobatan TBC adalah dapat dibenarkan.
                                               
2.1         Pengertian Cost Effectiveness Analysis (CEA)
Menurut Henry M. Levin, analisis efektifitas biaya adalah evaluasi yang mempertimbangkan aspek biaya dan konsekuensi dari sebuah alternatif pemecahan masalah. Ini adalah sebuah alat bantu pembuat keputusan yang dirancang agar pembuat keputusan mengetahui dengan pasti alternatif pemecahan mana yang paling efisien.
Menurut Diana B. Petitti, analisis efektifitas biaya adalah model yang digunakan untuk menilai alternatif keputusan yang paling tepat dengan cara membandingkan alternatif tersebut dalam hubungannya dengan keuangan yang harus dikorbankan.
Menurut Shepard (1979) dalam First Principles Of Cost-Effectiveness Analysis in Health, CEA adalah suatu metode untuk menentukan program mana yang dapat menyelesaikan tujuan tertentu dengan biaya minimum.
Cost effectiveness analysis atau CEA merupakan suatu metoda yang didesain untuk membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan outcome yang sama (Vogenberg, 2001). Outcome kesehatan diekspresikan dalam terminologi yang obyektif dan terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang dinyatakan dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam terminologi moneter (Vogenbeg, 2001).
Analisis cost-effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian pogram mana yang akan dipilih adalah berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga program yang mempunyai discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para analisis/pengambil keputusan (Tjiptoherianto dan Soesetyo, 1994).
Menurut kelompok kami, Cost Effectiveness Analysis adalah salah satu bentuk evaluasi ekonomi pada program kesehatan untuk menentukan program mana yang lebih efisien, baik ditinjau dari ketercapaian tujuannya maupun dari segi biayanya.
2.1.1   Pengertian Analisis Biaya
Menurut Mulyadi (1990), Analisis biaya merupakan suatu upaya mencapai penggunaan sumberdaya ekonomi yang optimal sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, khususnya yang menyangkut berbagai macam alternatif untuk masa mendatang. Sedangkan menurut Berman (1996), Analisis biaya adalah proses menata kembali data atau informasi yang ada dalam laporan keuangan untuk memperoleh usulan biaya pelayanan rumah sakit. Dengan kata lain, analisis biaya merupakan pendistribusian biaya dari unit pemeliharaan, unit operasional, dan unit pelayanan umum lainnya ke bagian perawatan, gawat darurat, atau pendapatan rumah sakit dari layanan yang diberikan kepada pasien.
Menurut Meg Sewell dan Mary Marczak (2011), “cost analysis is currently a somewhat controversial set of methods in economic evaluation, cost allocation, and efficiency assessment. One reason for the controversy is that these terms cover a wide range of methods”. Analisis biaya adalah sebuah metode yang kontroversial (mencakup beberapa metode) dalam evaluasi ekonomi, pengalokasian biaya, dan penilaian efisiensi.
Menurut kelompok kami, analisis biaya adalah suatu proses mengumpulkan, mengelompokkan, dan mengidentifikasi data keuangan untuk menghitung biaya output suatu produk/jasa dalam rangka peningkatan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
2.1.2   Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai. Seperti yang diungkapkan oleh Etzioni, dkk (1985) dalam Rukmini (2009), efektivitas adalah “Sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran”. Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.
Sedangkan berdasarkan pendapat Mahmudi (2005) dalam Rukmini (2009), “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”.
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Program atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Secara umum telah dikemukakan bahwa konsep efektivitas itu sendiri paling baik jika dilihat dari sudut sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam usahanya mengejar tujuan strategi dan operasional (Steers (1985) dalam Ridha (2008).
Menurut Handayaningrat (1983) dalam Ridha (2008) memberikan definisinya mengenai efektivitas yaitu pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan menurut segi kesehatan, Muennig (2008) memberikan penjelasan mengenai definisi efektivitas sebagai berikut:
“Effectiveness is the performance of health interventions in the real world” “Efektivitas adalah kinerja dari intervensi kesehatan di dunia nyata” Lebih lanjut Muennig menjelaskan bahwa efektivitas menunjukkan bagaimana bagusnya kinerja dari tes, pengobatan atau program kesehatan di dunia nyata. Menurut kelompok kami, efektivitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.2         Prinsip Dasar Cost Effectiveness Analysis
Terdapat beberapa metode analisis biaya yakni Cost Benefit Analysis (CBA) dan Cost Effectiveness Analysisi (CEA). Keduanya mengevaluasi unsur ekonomi dengan melihat input dan output. Unsur masukan dalam CEA dan CBA dinyatakan dalam bentuk besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan program, misalnya Rp 1.000.000,-, Rp 2.000.000,- dan seterusnya. Unsur keluaran berupa manfaat CBA yang dihasilkan dinyatakan  dalam  nilai  uang,  Sedangkan  pada  CEA  unsur  keluarannya  berupa  ketepatan  (effectiveness)  dalam  menyelesaikan  masalah,  dinyatakan  dalam  ukuran  tertentu  yang  untuk  bidang  kesehatan  adalah  berupa  parameter kesehatan (Jacobs, 1987).
Cost Effectiveness Analysis (CEA) digunakan apabila benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat program atau intervensi pada tingkat daerah. Sesungguhnya untuk bidang kesehatan memberikan nilai rupiah bagi setiap hasil yang diperoleh tidaklah mudah. Sekalipun misalnya dua  program  sama-sama  berhasil  memperpendek  atau  mempersingkat lama  perawatan,  misalnya  dari  lima  menjadi  dua  hari,  namun  nilai  tiga  hari  yang  berhasil  ditekan  tersebut  tidak  sama  antara  satu  program  dengan  program  yang  lain.   Untuk  orang  yang  kebetulan  tidak  mempunyai  pekerjaan,  tentu  nilai  rupiahnya  akan  jauh  lebih  kecil  jika  dibandingkan  dengan  seseorang  yang  kebetulan  menjabat  menjadi seorang manajer. Karena kesulitan mengubah hasil program  kesehatan  ke  dalam  bentuk  nilai  uang,  maka  tidak  mengherankan  kalau  bidang  kesehatan  banyak  menggunakan  teknik  analisis  efektifitas biaya atau CEA.
Beberapa ciri pokok CEA menurut Azwar, A (1989) adalah sebagai berikut :
a.              Bermanfaat untuk mengambil keputusan.
CEA  berguna  untuk  membantu  pengambilan  keputusan  dalam   menetapkan  program  terbaik  yang  akan  dilaksanakan.   Dengan  ciri  ini  jelaslah bahwa CEA terutama diterapkan sebelum suatu program dilaksanakan, jadi masuk dalam tahap perencanaan.
b.             Berlaku jika tersedia dua atau lebih program.
CEA tidak dapat dipergunakan jika berhadapan dengan satu program saja.   Perlu  ada  program  lain  sebagai  perbandingan,  misalnya program butuh biaya Rp 1.000.000,-  yang apabila dilaksanakan akan  berhasil  menyembuhkan  300  pasien.   Program  B  butuh  biaya  Rp  1.000.000,-  yang apabila dilaksanakan akan berhail menyembuhkan  500  pasien.   Dengan  adanya  program  B  sebagai  pembanding  akan  tampak bahwa program B lebih tepat dari program A karena dengan  biaya yang sama berhasil menyembuhkan pasien lebih banyak.
c.              Mengutamakan unsur input (masukan) dan unsur output (keluaran).
Pada CEA yang diutamakan hanya unsur masukan  yang dibutuhkan  oleh  program  serta  unsur  keluaran  yang  dihasilkan  oleh  program.  Unsur  lainnya,  seperti  proses,  umpan  balik  dan  lingkungan  agak  diabaikan.
d.             CEA terdiri dari tiga proses, yaitu :
1)            Analisis biaya dari setiap alternatif atau program.
2)            Analisis efektifitas dari tiap alternatif atau program.
Analisis  hubungan  atau  ratio  antara  biaya  dan  efektifitas alternatif atau program.
Prinsip dasar dari Cost-effectiveness analysis (CEA) menurut Shepard adalah cara untuk merangkum health benefits dan sumber daya yang digunakan dalam program-program kesehatan sehingga para pembuat kebijakan dapat memilih diantara itu. CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu nomor, semua manfaat program (efektivitas) menjadi nomor kedua, dan menetapkan aturan untuk membuat keputusan berdasarkan hubungan diantara keduanya. Metode ini sangat berguna dalam analisis program kesehatan preventif, karena metode ini menyediakan mekanisme untuk membandingkan upaya yang ditujukan kepada populasi dan penyakit yang berbeda. CEA membutuhkan langkah yang sedikit merepotkan dibandingkan cost-benefit analysis, karena CEA tidak berusaha untuk menetapkan nilai moneter untuk health outcomes dan benefits. Sebaliknya, CEA mengungkapkan manfaat kesehatan yang lebih sederhana, lebih deskriptif, seperti years of life yang diperoleh.
Untuk melaksanakan CEA, harus ada satu atau beberapa kondisi di bawah ini:
a.       Ada satu tujuan intervensi yang tidak ambigu, sehingga ada ukuran yang jelas dimana efektifitas dapat diukur.
Contohnya adalah dua jenis terapi bisa dibandingkan dalam hal biayanya per year of life yang diperoleh, atau, katakanlah, dua prosedur screening dapat dibandingkan dari segi biaya per kasus yang ditemukan. Atau;
b.       Ada banyak tujuan, tetapi intervensi alternatif diperkirakan memberikan hasil yang sama.
Contohnya adalah dua intervensi bedah memberikan hasil yang sama dalam hal komplikasi dan kekambuhan.
Dalam evaluasi ekonomi, pengertian efektivitas berbeda dengan penghematan biaya, dimana penghematan biaya mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya yang lebih murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata-mata mempertimbangkan aspek biaya yang lebih rendah (Grosse, 2000).
CEA membantu memberikan alternatif yang optimal yang tidak selalu berarti biayanya lebih murah. CEA membantu mengidentifikasi dan mempromosikan terapi pengobatan yang paling efisien (Grosse, 2000). CEA sangat berguna bila membandingkan alternatif program atau alternatif intervensi dimana aspek yang berbeda tidak hanya program atau intervensinya, tetapi juga outcome klinisnya ataupun terapinya. Dengan melakukan perhitungan terhadap ukuran-ukuran efisiensi (cost effectiveness ratio), alternatif dengan perbedaan biaya, rate efikasi dan rate keamanan yang berbeda, maka perbandingan akan dilakukan secara berimbang (Grosse, 2000).
Cost Effectiveness Analysis digunakan apabila benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat program/intervensi pada tingkat kabupaten/kota.
Ada 2 macam analisis efektivitas biaya, yaitu :
a.              Analisis jangka pendek
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun. Analisis jangka pendek ini merupakan analisis yang paling banyak dan sering dilakukan. Dalam analisis jangka pendek ini biaya satuan (unit cost) dihitung dari biaya depresiasi.
b.             Analisis jangka panjang
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. Dalam analisis jangka panjang ini biaya satuan (unit cost) yang digunakan adalah berupa nilai discounted unit cost, dimana dalam perhitungannya tanpa mempertimbangkan biaya depresiasi.

2.3         Kelebihan Dan Kelemahan Cost Effectiveness Analysis
2.3.1        Alasan Menggunakan Cost Effectiveness Analysis
a.             Benefit bidang kesehatan
1.             Sulit mengukur benefit tingkat kesembuhan, hilangnya produktivitas akibat sakit atau cacat dan lain-lainnya.
2.             Program kesehatan yang bersifat lintas sektoral sulit menentukan dampak suatu program tertentu.
3.             Program terpadu sulit menentukan keluaran program yang murni
b.             Cost bidang kesehatan
1.             Program terpadu dan lintas sektoral akan menyulitkan menilai sarana peralatan maupun personil yang benar-benar digunakan untuk program tersebut.
2.             Pendayagunaan peran serta masyarakat akan menyulitkan menentukan biaya operasional.
3.             Bantuan lokal, regional, nasional, dan internasional.
Contoh : bantuan lokal yang berupa transportasi. Sering biaya transportasi digabungkan dengan dinas dan lain-lain. Dari beberapa alasan tersebut, masih ditunjang dengan adanya sistem pencatatan dan pelaporan yang masih lemah, sehingga CEA masih cukup peka untuk mengukur efisiensi.
2.3.2        Kegunaan Cost Effectiveness Analysis
Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan biaya intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan. Intervensi dapat dipahami sebagai aktivitas apapun, dengan menggunakan berbagai input, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan tujuan yang sama.
Kadang-kadang CEA juga digunakan untuk mengukur efisiensi dari sumber daya (masukan) satu atau lebih dari satu program dengan derajat tujuan (hierachy of objectives).     
Keuntungan CEA dibandingkan CUA dan CBA adalah perhitungan unsur biaya lebih sederhana, dan cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan. Kerugiannya adalah hasil keluaran yang berupa efek program tidak diperhitungkan.
2.3.3        Kelebihan dan Kelemahan Cost Effectiveness Analysis
a.             Kelebihan
1.             Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis saat benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sebab dalam CEA dilakukan perhitungan perbandingan outcome kesehatan dan biaya yang digunakan jadi tetap dapat memilih program yang lebih efektif untuk dilaksanakan meskipun benefitnya sulit untuk diukur.
2.             Hemat waktu dan sumber daya intensif
CEA memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana sehingga lebih dapat menghemat waktu dan tidak memerlukan banyak sumber daya untuk melakukan analisis.
3.             Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur biaya dalam CEA lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Meskipun demikian CEA masih cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan.
4.             Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan program. CEA merupakan cara memilih program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda  dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Sebab, CEA memberikan penilaian alternatif program mana yang paling tepat dan murah dalam menghasilkan output tertentu. Dalam hal ini CEA membantu penentuan prioritas dari sumber daya yang terbatas.
5.             Membantu penentuan prioritas dari sumber daya
b.             Kelemahan
1.             Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang ideal, dimana tiap-tiap alternatif identik pada semua kriteria, sehingga analisis dalam mendesain suatu CEA, harus sedapat mungkin membandingkan alternatif- alternatif tersebut.
2.             CEA terkadang terlalu disederhanakan.
Pada umumnya CEA berdasarkan dari analisis suatu biaya dan suatu pengaruh misalnya rupiah/anak yang diimunisasi. Padahal banyak program-program yang mempunyai efek berganda. Apabila CEA hanya berdasarkan pada satu ukuran keefektifan (satu biaya dan satu pengaruh) mungkin menghasilkan satu kesimpulan yang tidak lengkap dan menyesatkan.
3.             Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap program.
Akibat belum adanya pembobotan pada tujuan dari setiap program sehingga muncul pertanyaan “biaya dan pengaruh mana yang harus diukur?”. Pertanyaan ini timbul mengingat belum adanya kesepakatan diantara para analis atau ahli. Disatu pihak menghendaki semua biaya dan pengaruh diukur, sedangkan yang lainnya sepakat hanya mengukur biaya dan pengaruh-pengaruh tertentu saja.
4.             Cost Effectiveness Analysis terkadang terlalu disederhanakan
5.     Seharusnya ada pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek karena beberapa tujuan harus diprioritaskan.



                                    BAB 2
KESIMPULAN
1. Dari topik yg telah disampaikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar anggaran pemerintah dihabiskan untuk pembiayaan program kesehatan.
2. Cost effectiveness analysis atau CEA merupakan suatu metoda yang didesain untuk membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan outcome yang sama.
Cost Effectiveness Analysis digunakan apabila benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat program/intervensi pada tingkat kabupaten/kota.
CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan tujuan yang sama. Kadang-kadang CEA juga digunakan untuk mengukur efisiensi dari sumber daya (masukan) satu atau lebih dari satu program dengan beberapa derajat tujuan (hierachy of objectives).




                                                            DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/documents/analisis-ekonomi-program-kesehatan.html

Muennig, Peter. 2008. Cost Effectiveness Analysis in Health: A Practical Approach. San Fransisco: Jossey-Bass.

Sewell, Meg and Mary Marczack. 2011. Using Cost Analysis in Evaluation. ag.arizona.edu/sfcs/cyfernet/cyfar/costben2.htm. Sitasi pada 16 Nopember 2015.
Shepard, Donald S. and Mark S.Thompson. First Principles Of Cost-Effectiveness Analysis in Health. English Publication in Public Health Reports 93:535 – 543, 1979.

http://documents.tips/documents/makalah-ekonomi-kesehatan-570c2ee8cbf28.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar